Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2012

KH. Hamim Djazuli (Gus Miek)

Gambar
gus miek muda KH Hamim Tohari Djazuli atau akrab dengan panggilan Gus Miek lahir pada 17 Agustus 1940, beliau adalah putra KH. Jazuli Utsman (seorang ulama sufi dan ahli tarikat pendiri pon-pes Al Falah mojo Kediri), Gus Miek salah-satu tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan pejuang Islam yang masyhur di tanah Jawa dan memiliki ikatan darah kuat dengan berbagai tokoh Islam ternama, khususnya di Jawa Timur. Maka wajar, jika Gus Miek dikatakan pejuang agama yang tangguh dan memiliki kemampuan yang terkadang sulit dijangkau akal. Selain menjadi pejuang Islam yang gigih, dan pengikut hukum agama yang setia dan patuh, Gus Miek memiliki spritualitas atau derajat kerohanian yang memperkaya sikap, taat, dan patuh terhadap Tuhan. Namun, Gus Miek tidak melupakan kepentingan manusia atau interaksi sosial (hablum minallah wa hablum minannas). Hal itu dilakukan karena Gus Miek mempunyai hubungan dan pergaulan yang erat dengan (alm) KH. Hamid Pasuruan, dan KH. Achmad Siddiq, serta melalu

Sejarah Singkat Kediri

KEDIRI JAMAN KERAJAAN Sudah menjadi pengetahuan umum, Kediri merupakan daerah yang memiliki sejarah masa lalu yang gemilang . Bahkan Kediri di masa lalu adalah daerah penting dalam konstelasi nusantara karena menjadi salah satu pusat di antara kerajaan-kerajaan nusantara masa itu. Kediri juga menjadi salah satu daerah yang menjadi saksi bagi kebangkitan dan kehancuran kerajaan-kerajaan di nusantara yang memang silih berganti timbul tenggelam mewarnai lembaran sejarah kehidupan banga besar nusantara ini. Khusus bagi Jawa Timur, Kediri di masa-masa silam merupakan daerah yang bisa dikatakan cikal bakal lahirnya kerajaan-kerajaan besar sekaligus menjadi payung bagi daerah-daerah dan kerajaan-kerajaan kecil lainnya. Pusat kerajaan baru di Jawa Timur muncul diantara dua masa berlangsungnya pemerintahan kerajaan di Jawa Tengah. Hal ini kita ketahui dari sebuah prasasti bertahun 729 saka (840 M) yaitu “PRASASTI HARINJING” di Desa Sukabumi, Kec. Kepung

kedhiri tempo dulu

Gambar
PG minggiran keras alun-alun-kediri-1938 alun-alun-kediri-house-of-resident gerbang-jalan-Kediri-minggiran goerah gumul kandangan kdr-jav-resto masjid-agung-kediri minggiran ngadiluwih papar pare pasar-pahing-1930 pasar-pahing-kuno poerwoasri pusat-kediri rumah bupati kediri-1930 societeit-brantas wates Stasiun 1892 Stasiun 1910 Stasiun 1900 rumah sakit tulung rejo pare Societes Brantas Klenteng Jembatan Lama 1955 Pertigaan Jambatan Lama Pertigaan Jembatan Lama Pertigaan Stasiun

Penemu Teknologi 4G – Professor Khoirul Anwar dari kediri

Gambar
 Indonesia patut berbangga, karena penemu teknologi 4G adalah orang Indonesia asli Wongkediri , alumni Smada kediri tahun 2006, dialah Prof. Khoirul Anwar , yang menemukan dan sekaligus pemilik paten teknologi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing).  Khoirul Anwar adalah alumni Teknik Elektro ITB dengan cumlaude di 2000, kemudian melanjutkan pendidikan di Nara Institute of Science and Technology (NAIST) dan memperoleh gelar master di tahun 2005 serta doktor pada 2008. Beliau juga penerima IEEE Best Student Paper Award of IEEE Radio and Wireless Symposium (RWS) 2006, di California. Penemuan teknologi 4G berbasis OFDM diawalinya dengan ide mengurangi daya transmisi untuk meningkatkan kecepatan transmisi data. Penurunan daya dilakukan hingga 5dB saja (100.000 = 10 pangkat 5 kali lebih kecil dari teknologi sebelumnya) dan hasilnya kecepatan transmisi meningkat. Pada paten keduanya, Khoirul Anwar kembali membuat dunia kagum, kali ini adalah menghapus sam

Tan Khoen Swie penulis dan penerbit buku

Gambar
Tan Khoen Swie ? sopo kuwi?. Saya yakin wongkediri jarang yg tahu tentang Tan Khoen Swie. Secara tidak sengaja menemukan tokoh dari kediri lama ini lewat google. Secara singkat beliau adalah penulis sekaligus penerbit pada jaman penjajahan belanda. Punya toko Sorabaia di jl Dhoho. Tan Khoen Swie (Wonogiri, Karesidenan Surakarta, 1883 – Kediri, 1953; disingkat TKS) adalah penulis dan penerbit buku (bernama sama) di Kediri pada paruh pertama abad ke-20. Buku-buku keluaran penerbit ini banyak menyebarluaskan hasil karya sastra Jawa modern pra-kemerdekaan dan ikut memperluas tradisi sastra Jawa tertulis yang baru mulai berkembang masa itu setelah dirintis oleh Ranggawarsita dan C.F. Winter di Solo pada awal paruh akhir abad ke-19. Sebelumnya, tradisi tulis sastra Jawa dilakukan dengan penulisan ulang. Sebagai contoh, versi-versi awal Serat Kalatidha (Ranggawarsita) dan Serat Wedhatama (Mangkunagara IV) disebarluaskan melalui penerbit ini. Tidak diketahui banyak mengenai riw

Tokoh Kediri: Syaikh Ihsan Jampes

Syaikh Ihsan Jampes (1901 – 1952) Ulama Dari Kediri Syaikh Ihsan lahir pada 1901 M. dengan nama asli Bakri, dari pasangan KH. Dahlan dan Ny. Artimah. KH. Dahlan, ayah Syaikh Ihsan, adalah seorang kiai yang tersohor pada masanya; dia pula yang merintis pendirian Pondok Pesantren Jampes pada tahun 1886 M. Tidak banyak yang dapat diuraikan tentang nasab Syaikh Ihsan dari jalur ibu. Yang dapat diketahui hanyalah bahwa ibu Syaikh Ihsan adalah Ny. Artimah, putri dari KH. Sholeh Banjarmelati-Kediri. Sementara itu, dari jalur ayah, Syaikh Ihsan adalah putra KH. Dahlan putra KH. Saleh, seorang kiai yang berasal dari Bogor Jawa Barat, yang leluhurnya masih mempunyai keterkaitan nasab dengan Sunan Gunung jati (Syarif Hidayatullah) Cirebon. Terkait dengan nasab, yang tidak dapat diabaikan adalah nenek Syaikh Ihsan (ibu KH. Dahlan) yang bernama Ny. Isti’anah. Selain Ny. Isti’anah ini memiliki andil besar dalam membentuk karakter Syaikh Ihsan, pada diri Ny. Isti’anah ini pula mengal